Aku dan Hidayah
![]() |
Foto oleh Unsplash |
Aku adalah bunga yang layu ditinggal hujannya
Terus merapuh semangat pun luruh
Lalu Engkau menyiramiku dengan rintikan hidayah
Hingga bunga itu pun tumbuh lagi dengan indah
Aku adalah langit malam yang ditinggal purnamanya
Terus tenggelam dalam kelam
Lalu Engkau menyinariku dengan cahaya sunah
Hingga langit itu pun berhias cerah
Aku adalah musafir yang tersesat di tengah gersangnya sahara
Penuh dahaga menanti hujan turun segera
Lalu Engkau menemukanku
Memberikan mata air cinta
Hingga jiwa ini kembali menapaki jalan pulangnya
Taman-Taman Hidayah
Aku bagai dedaunan yang terbang tertiup angin
Pergi tanpa arah, tak tahu lagi ke mana harus melangkah
Kadang tertawan lelah, lalu goyah dan mulai patah
Namun Rabbku tak pernah lelah untuk memberiku
sebuah hidayah
Aku bagai ilalang yang hilang tertiup angin, perlahan
kering dan layu
Lalu Rabbku menemukanku, memberiku rintik hujan
Membuatku kembali tumbuh dan menghijau
Rintik hujan itu bernama hidayah
Aku laksana rembulan yang kehilangan purnamanya,
kelam dan suram
Lalu Rabbbku menyelamatkanku dengan cahaya terang
Hingga rembulan itu kini kembali cemerlang
Cahaya itu bernama hidayah Al Qur’an dan sunah
Hidayah itu, laksana hujan di tengah kemarau yang
panjang
Menghidupkan hati-hati yang hampir mati kekeringan
Laksana deburan ombak di lautan
Meluluhkan hati-hati yang keras bagai karang
Akulah dedaunan kering yang terbang tertiup angin
Lalu jatuh perlahan dalam taman-taman yang indah
Taman yang penuh kesejukan
Taman yang tanpa kegersangan
Aku menyebutnya taman-taman hidayah
Sumber: Buku Taman-Taman Hidayah dan Senja di Purbalingga karya Novi Kurniasih (Khansa Kurnia)