Ketika kau merasa ada jarak
antara dirimu dan Rabbmu, maka sesungguhnya kau sendiri yang membuat jarak itu.
Maka, tanyakanlah kepada hati kecilmu kenapa jarak itu mulai tercipta.
Ketika kau merasa
Rabbmu menjauh darimu,
maka mintalah fatwa pada hatimu. Rabbmu yang menjauhimu atau engkau yang perlahan jauh dari-Nya tanpa sadar. Kenapa rasa jauh itu tercipta ketika kau suatu saat bisa merasakan rasa dekatnya.
Mungkinkah kau tertarik ke dalam pusara kemaksiatan tanpa sadar. Mungkinkah kau tak sabar untuk berdiam dalam perintah-Nya yang besar.
Mungkinkah kau melakukannya dengan sadar karna tak mampu bersabar. Mungkinkah kau berdosa tanpa merasa.
Adakah jiwa yang fajir merasuki alam bawah sadarmu. Adakah setan yang terusir kembali menggrogoti titik nadimu.
Hingga kau seolah tidur dalam kubangan kemaksiatan, tanpa sadar telah melanggar. Rabbmu sekalipun tak ‘kan pernah mau membiarkanmu sendiri tersesat.
Hanya engkau yang mau sendiri dan tersesat sendiri. Engkau
yang tertipu dengan kenikmatan dunia yang semu
Lihatlah tornado yang kencang, yang siap meluluhlantakkan duniamu tanpa sisa sekejap mata. Seperti itulah dunia akan hilang kapan ia suka.
Lalu kenapa kau masih mengagungkan dunia. Dunia yang kau tau akan lenyap dengan segera sekarang ataupun nanti.
Lalu kenapa kau masih acuh akan kehidupan setelah matimu, saat kau tau itu adalah hakiki.
Rabbmu mampu menyusun takdirmu bahkan sebelum tersusun tulangmu. Lalu kenapa ia tak mampu mematikanmu sebelum kau sadar akan kematianmu.
Maka jadilah pengembara yang
hanya singgah untuk berteduh di dunia ini saja.
Jangan pernah berharap untuk tinggal dalam keabadiaan di tempat pengembaraan, karena tempat pulang terakhirmu adalah di akhirat kelak, karena ujung pengembaraanmu berakhir di sana kelak.
Maka jangan biarkan jarak yang tercipta semakin melebar atau
engkau akan menyesal di kehidupan kini ataupun nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar